Riwayat Argentina di Piala Dunia: Momen Terbaik dan Terburuk Tahun 1930-2018


 Riwayat Argentina di Piala Dunia: Momen Terbaik dan Terburuk Tahun 1930-2018

Argentina masih jadi salah satu favorit juara di Piala Dunia 2022 kali ini. Lionel Messi dkk. baru saja mengamankan langkah ke babak perempat final, peluang juara terbuka.

Setelah mengalahkan Australia 2-1 di babak 16 besar Piala Dunia 2022, selanjutnya Lionel Messi dan kawan-kawan ditantang Belanda. Keduanya bakal bertarung habis-habisan di Lusail Stadium, Qatar, Jumat (9/12/2022).

Argentina adalah raksasa yang terluka. Dua kali juara, 1978 dan 1986, La Albiceleste tak pernah lagi naik podium utama usai Diego Maradona memenangkannya di Meksiko 36 tahun silam.

Di edisi 2014, mereka melaju ke final. Dimotori Messi, Tim Tango lebih dijagokan ketimbang Jerman. Namun, di ujung laga, Messi cs menangis. Panser Eropa menang 1-0 via gol Mario Götze pada menit ke-113.

Empat tahun kemudian di Rusia, di ajang Piala Dunia 2018, Tim Tango terhenti di babak 16 besar. Kini, di Qatar dan masih dikomandoi Messi, Argentina kembali membidik gelar juara. Jelas tak mudah, mengingat tim pesaing juga bertekad menjadi yang terbaik.

Sembari menanti hasil duel Argentina kontra Belanda, sekarang mari kita lihat pencapaian terbaik dan terburuk La Albiceleste di Piala Dunia, seperti dilansir AS

Hasil Piala Dunia Terbaik

1930

Di Piala Dunia edisi perdana ini, Argentina langsung menggebrak. Tampil beringas, Tim Tango suskes menggapai final. Di partai puncak, mereka bersua tuan rumah Uruguay. Hasilnya, Argentina takluk 2-4.

Kekalahan yang sangat menyesakkan, mengingat Argentina tim yang paling produktif menghasilkan gol. Dalam lima laga, Argentina mampu mendulang 18 gol.

Striker andalan mereka, Guillermo Stabile, mengukuhkan diri sebagai penceyak gol terbanyak dengan total delapan lesakan.

1978

Yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang juga. Dikapteni Daniel Passarella, Argentina keluar sebagai pemenang di Piala Dunia 1978. Di final, Passarella dkk mengalahkan tim kuat Belanda 3-1.

1986

Delapan tahun pasca Passarella mengangkat trofi paling bergengsi di kandang sendiri, Diego Maradona kembali melakukannya di Meksiko pada 1986. Di partai pamungkas, Tim Tango merubuhkan Jerman Barat 3-2.

Posting Komentar

0 Komentar